Assalamualaikum... Selamat datang di Blog Akatagantuang.. Semoga harimu Sukses Selalu..(~_@)

Kamis, 13 Maret 2014

Model-model Analisa Politik Terbaru 2014



Model-model Analisa Politik

Model Sistem Politik dari David Easton
Ciri-ciri sistem politik :
1.Ciri-ciri identifikasi
Untuk membedakan suatu sistem politik dari sistem-sistem sosial lainnya, kita harus bisa mengidentifikasinya dengan menggambarkan unit-unit dasarnya (berwujud tindakan-tindakan politik) dan membuat garis batas yang memisahkan unit-unit itu dari unit-unit yang ada di luar sistem politik itu. Dan yang termasuk dalam suatu sistem politik adalah semua tindakan yang lebih kurang langsung berkaitan dengan pembuatan keputusan-keputusan yang mengikat masyarakat.

2.Input (masukan) dan Output (keluaran)
Sistem politik memiliki konsekuensi-konsekuensi yang penting bagi masyarakat, yaitu keputusan-keputusan otoritatif. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang disebut output. Untuk menjamin tetap bekerjanya suatu sistem diperlukan input-input secara ajeg. Tanpa input sistem itu tidak akan dapat berfungsi; tanpa output kita tidak dapat mengidentifikasikan pekerjaan yang dikerjakan oleh sistem itu.

3.Diferensiasi (Pembedaan hak dan kewajiban) dalam suatu system
Secara empiris tidak mungkin ditemukan suatu sistem politik di mana unit-unitnya mengerjakan kegiatan-kegiatan yang sama pada waktu yang sama. Anggota-anggota dari suatu sistem paling tidak mengenal pembagian kerja minimal yang memberikan suatu struktur tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan itu.


4.Integrasi (Penyatuan) dalam suatu system
Bila suatu sistem berstruktur ingin mempertahankan dirinya, sistem itu harus memiliki mekanisme yang bisa mengintegrasikan atau memaksa anggota-anggotanya untuk bekerja sama walaupun dalam kadar minimal sehingga mereka dapat membuat keputusan-keputusan yang otoritatif.



Ada dua jenis pokok input suatu sistem politik: yaitu tuntutan dan dukungan. Input-input inilah yang memberikan bahan mentah atau informasi yang harus diproses oleh sistem itu, dan juga energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sistem itu. Ada satu fakta yang mendominasi kehidupan politik semua masyarakat: yaitu kelangkaan akan sebagian besar hal-hal atau benda-benda yang bernilai tinggi. Beberapa dari tuntutan akan hal-hal yang relatif langka itu tidak pernah masuk ke dalam sistem politik sebelum dipenuhi melalui perundingan-perundingan pribadi dari atau penyelesaian-penyelesaian oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Tuntutan-tuntutan itu timbul dari dua bidang pengalaman yaitu dari lingkungan di sekitar sistem itu (tuntutan eksternal) atau di dalam sistem itu sendiri (tuntutan internal).



Input-input berupa tuntutan saja tidaklah memadai untuk keberlangsungan kerja suatu sistem politik. Input tuntutan itu hanyalah bahan dasar yang dipakai untuk membuat produk akhir, yang disebut keputusan. Untuk tetap menjaga keberlangsungan fungsinya, sistem itu juga memerlukan energi dalam bentuk tindakan-tindakan atau pandangan-pandangan yang memajukan dan merintangi suatu sistem politik, tuntutan-tuntutan yang timbul di dalamnya, dan keputusan-keputusan yang dihasilkannya. Input ini disebut dukungan (support). Tanpa dukungan, tuntutan tidak akan bisa dipenuhi atau konflik mengenai tujuan tidak akan terselesaikan. Dukungan dimasukkan ke dalam sistem politik dan mengarah pada tiga sasaran: komunitas, rezim, dan pemerintah. Dan dukungan memiliki mekanisme yaitu melalui output dan politisasi.
Model Gabriel A. Almond
Kesatuan dan keutuhan tulisan ini dibentuk oleh tiga konsep, yaitu sistem, struktur, dan fungsi. Sistem kita artikan sebagai suatu konsep ekologis yang menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan suatu lingkungan, yang mempengaruhinya maupun dipengaruhinya. Sistem politik merupakan organisasi melalui mana masyarakat merumuskan dan berusaha mencapai tujuan-tujuan bersama mereka. Untuk melakukan berbagai kegiatan ini sistem politik mempunyai lembaga-lembaga atau struktur-struktur; seperti parlemen, birokrasi, badan peradilan, dan partai politik, yang menjalankan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi tertentu, yang selanjutnya memungkinkan sistem politik itu untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakannya. Konsep-konsep itu sangat penting untuk memahami bagaimana politik dipengaruhi oleh lingkungan alam dan lingkungan manusianya, dan bagaimana politik mempengaruhi kedua lingkungannya itu. Konsep-konsep itu merupakan komponen-komponen konseptual dari suatu pendekatan ekologis terhadap politik.
Terjadi pengaruh mempengaruhi baik itu di berbagai segi struktur intern dari suatu sistem politik berubah sesuai dengan berubahnya politik ekstern, ataupun sebaliknya. Begitu juga halnya dengan kebijakan-kebijakan internnya, dan organisasi-organisasi serta lembaga-lembaga yang dibutuhkan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan itu. Sifat saling tergantung itu bukan hanya dalam hubungan antara kebijakan dengan sarana-sarana institusional itu saja. Lembaga-lembaga atau bagian-bagian dari sistem politik juga saling tergantung.



Ada beberapa struktur yang umumnya dimiliki oleh sistem politik: kelompok-kelompok kepentingan, partai-partai politik, badan legislatif, eksekutif, birokrasi, dan badan-badan peradilan. Kelemahan dari klasifikasi enam segi ini adalah karena ia tidak banyak membantu dalam memperbandingkan satu sistem politik dengan lainnya. Kalau kita dapat menyatakan bahwa lembaga-lembaga tertentu menjalankan fungsi-fungsi tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu pula maka barulah analisis perbandingan kita itu memiliki arti.
Model-Model Analisa Politik lainnya
Apter memberikan perbedaan antara sistem politik demokratis dengan sistem politik totaliter.Sistem demokratis memberikan respon terhadap variabel-variabel krisis dengan cara berusaha menengahi kelompok-kelompok yang berselisih dalam rangka menghasilkan kebijakan-kebijakan yang efektif dan dapat memperbaiki sebab-sebab ketegangan/perselisihan. Keberhasilannya tergantung pada keefektifan hubungan 
antara masyarakat dengan pemerintah.
Pemerintah merupakan variabel dependen, dan masyarakat merupakan variabel independen. Sementara dalam sistem totaliter situasinya berkebalikan. Pemerintah berusaha menangani pelembagaan, sosialisasi, dan penghayatan dengan memobilisasi penduduk. Ia mentransformasikan keseluruhan masyarakat. Ia tidak menengahi di dalamnya. Ia menghimpun penduduk untuk tujuan ini. Partisipasi yang menandingi kekuasaan para elit, di mana orang-orang menetapkan prioritas menurut keadaan-keadaan mereka sendiri, di batasi.
Mitchell memberikan jenis-jenis input dan output sistem politik yang berbeda dengan David Easton. Menurut Mitchell input-input sistem politik terdiri dari tuntutan-tuntutan (demands) dan harapan-harapan (expectations), sumber-sumber (resources) dan dukungan (support). Output-output sistem politik terdiri dari tujuan-tujuan/sasaran-sasaran (goals), nilai-nilai (values) dan biaya-biaya (costs), dan kontrol-kontrol (controls).
Agak berbeda dari Easton dan Almond, Blondel memunculkan konsep konflik (conflicts). Menurutnya, dalam setiap masyarakat muncul berbagai konflik, dan fungsi sistem politik untuk “mencerna”-nya. Dia juga membedakan output menjadi dua jenis yaitu:



1.alamiah (natural): Jika sesuai dengan nilai normatif dalam masyarakat;



2.dipaksakan (imposed); jika tidak sesuai dengan nilai normatif dalam masyarakat, biasanya menyangkut tingkah laku dan pemikiran dari pemegang kekuasaan.



Sumber buku Perbandingan Pemerintahan Karya Dede Mariana

Rabu, 26 Februari 2014

Pidato Pasambahan Kamakan Part II

Pasambahan kamakan

Sutan Bagindo

Adat Taluak timbunan kapa,pusek jalo kumpulan ikan,adat gunuang tapatan kabuik, disutan tapatan sambah  sambah tajelo kanan rapek ,salam tatabua katangah-tangah ,talirik tabantang salam dimungko ibu jo bapak , dihadapan niniak jo mamak , langkok juaro jo pitunggua,sarato pangarang jo buatan bakeh ambo manyambahkan sambah , manimbang ateh nan adoh manyiang di ateh tumbuah, tumbuah sarupo iko kini, talatak pinggan dilapiak di diisi jo edangan ,basusun galeh jo cawan barisi ayia kasadonyo, basusun di ruang tangah, balirik di ruangan tapi , mambayang-bayang kamungko, mancayo  kautak jo banak, tapi samantang pun baitu dirumah jorok manjorok dek rumah liku –baliku, antah dindiang dinan kalam antah talamun dek nan banyak, mintak ditiliak di pandangi dek karano janang kami mudo matah, kok kurang nak kami tukuak kok senteang nak kami bilai , Takilek cupak jo gantang ,tabayang bareh  jo balabeh, nak nyo salamuak samparono nak sampai niek sipangkalan, barupo ayia dicawan mintak diminum nasi dipiriang mintak di makan, ,dabuak ayia pulau kilangan, pandan sapanjang muaronyo, tibo ayia basuah lah tangan makan kito sadonyo, sakian sambah tibo kaaribaan sutan.

tadiri adat jo pusako ,pusako banyak pusako, pusako diateh tumbuah, tumbuah sarupo iko kini, nasi dipiriang nak mintak dimakan ayia dicawan nak mintak di minum,

Sutan Maharajo
            Tapi walaupun nanbak itu adopun masak jamba nan katangah adolah duo tigo palakaro ,
            Partamo masak didapua,
            Kaduo masak di makan
            Katigo masak jo mufakat.

Adopun masak di dapua tajarang di tungku batu tigo,baselang kayu di bawah nyo disinan apii mangkok iduik, baro nan kajok-kajok jarang,talambek kadang lambiak matah, talampua kacau nyo lah ragu , kajadi nasi nyo lah sagan pulang ka bareh nyo tak namuah,

Adopun masak dimakan, disanduak nasi putiah kapua di sanduak kapinggan batirawang, nasii putiah tanak nyo kambang, kambang nan bagai bijo limau,di tangah awan magajuju ,nago bajuak kiri kanan, mairiang gulai duo tigo , rono kuniang baun nyo harum nak bak bungo kambang saparak, dimakan baguman-guman, kuah sagiro jadi darah nasi bagageh jadi dagiang,

Adopun masak jo mufakat  tabaun se awih lah lapeh,tapandang paruik lah kanyang, sungguah pun nasi balun kami sintuah,barati lah kami makan basamo-samo.

Sekian sambah di pulangkan bakeh sutan Bagindo

Sutan Bagindo
              alaukan jawih nan panyinduak
              kasawah urang tanjuang sani
              nak dapek rumpuik daun banto
              manangih sanduak jo pariwuak
              maupek  piriang baisi nasi
              takan jariah tak badaso
  Aratinyo Bana, kok nan jauh lah kami hampirkan,kok nan matah lah       kami masakkan, dinasi sutan babaso bailau ratok rang didapua, badoso   sutan tantang itu..                                

Sutan Maharajo
 Mandanga titah sutan tako, dek takuik kami kabadoso ,gabak dihulu  tando kahujan, cewang dilangik tando kapaneh, kok ari jadi hujan lai  kok samo kadi raok nyo kito kasadonyo  lai kok kasaedaran alek jo sipangkalan .

Sutan Bagindo
kini baitulah sutan, suruik sutan salangkah baralah ambo sabanang, ibarat lago lai kasamo tagak di nan manang, antah kok kalah kaduo nyo, dek karajo ado duo tigo nan kadi awai, kok idak salangkok ganok nyo kami tampak ,balangkok kan sajo jo mufakat,
Sutan Maharajo
Tantang edangan nan katangah dek banyak macam ragam nyo, ragu lah mato dek mamandang nak jan kami sasek awai tunjuak an ikua kapalonyo .

sutan Bagindo
kok pintak kabuliah kandak kabalaku
dibalah rotan dibalah, dibalah di bagi limo
dimulai jo bismilah , di sudahi dengan Alhamdulillah,
itulah ikua kapalo nyo

Sutan Maharajo
Nak urang si koto pangkalan
Nak lalu kasungai pangalek
Mulai lah dek sipangkalan
Buliah nak manurik kami sialek.

Sutan Bagindo
runduakkan kayu batang kayu kalek
kabawah kayu panajunan
nak tarang jalan kadanau
nasi basanduak untuak alek
pangkalan biaso kakudian
patambuah nan inyo silau,

Sutan Maharajo
Kok iyo kami kapakan
Kamano jalan kataluak
Kok iyo kami kamakan
siapo namo tukang sanduak


Sutan Bagindo
marapalam sarangkai anam
di amabiak anak sanjo rayo
sagalo anak jo pasumandan
itu nan tukang sanduak tako

Sutan Maharajo
Ko iyo kami kapakan
Mano toh baju lakan kami
Kok iyo kami kamakan
Apo sipuak makan kami

Sutan Bagindo
tak pawuah jo sungai nanam
katigo jo lekok pulai
tibo ayia basuah lah tangan
campuakan nasi dengan gulai.
Itulah kasipoak makan sutan.



Pasambahan Sasudah Makan

Sutan Maharajo
            Sabarih sambah ditibokan kabakeh sutan bagindo

sutan bagindo
            Manitah lah sutan maharajo

Sutan Maharajo
            Kailia ka  Sungai Nanam
            Kamudiak ka koto tuo
            Ari nan sadang tangah hari
            Duduak tamanuang sudah makan
            Lah anguih tangan kanai lado
            Apo kok sipuak badan kami

sutan bagindo
            Kailia kakoto tuo
            Kamudiak kakoto pangkalan
            Koklah anguih tangan kanai lado
            Ambiak lah ayia basuah lah tangan

Sutan Maharajo
            Silunak pai kapakan
            Tibo dipakan mambali gulo
            Kok nan lunak lah kami makan
            Kok nan kareh kabapo pulo

sutan bagindo
            Silunak pai kapakan
            Tibo dipakan mambali banang
            Kok nan lunak lah sutan makan
            Kok nan kareh kito suruah japuik dek sirajo janang  


Pidato Maurak Selo

Sutan Maharajo
Lah ditiliak awa rundiang ,lah ditimbang akia kato,sungguah bana lah nyato,rundiang usang pahamlah tantu ,balatiah janji,baruruik bacupak bagantang panuah, bagantang indak buliah luak,cupak nan indak buliah panuah,tasanda di tiang panjang,taantak di sandi padek,tasimpan dibiliak dalam,  di pagang niniak jo mamak,hak nan namo hak dalam adat itu nan samo di kunjungi,pintak jo pinto di lakukan,den nan dimukasuik alah sampai ,nan di ama alah pacah,limeh di pinang pun alah layua,jikok dikambang pun alah basah,jamba dek arok punlah carai,aratinyo bana dek lamo duduak lah raso panek dek lamo tagak lah maraso paniang,sagalo datuak jo tuangku nak maurak selo, tuan malin nak maurak simpuah, sirapek banyak nak pulang  katampek masing-masing ambo sandiri nak mairiang di balakang.
                 Sakian sambah bakeh Sutan

sutan bagindo
       tapi samantang pun baitu  hanyo sabuah nan marusuah hanyo ciek nan          mambedo,
            Batimbunan lado dalam taluak
            Tiok nan tibo bakaranjang
            Minum kok kurang sajuak
            Makan kok kurang kanyang maaf jo rido kami mintak .

            Marapalam sarangkai masak
            Diambiak anak sanjo rayo
            Hari kalam bulan tak Nampak
            Kami malapeh sio-sio

Sutan Maharajo
            Marapalam sarangkai masak
            Diambiak anak tinggi hari
            Hari kalam bulan tak tampak
            Salangi kami bakeh sigi

            Lah cukuik sandi batu rumah
            Mananti tukang kamamulai
            Lingkuik lapiak sapulah rumah
            Assalmua”laikum panyudahi

sutan bagindo
            Nak urang bukik batabuah
            Kapakan mambali garam
            Nak batamu nak urang ampek angkek
            Kamudiak jalan kok runtuah
            Kailia jalan kok taban
            Urang maliang banyak nan jaek

Sutan Maharajo
            Nak urang dari pakan baso
            Nak pai ka koto tuo
            Hari nan sadang pukua ampek
            Balayia banah kodo
            Bajalan banan tuo
            Indak sio-sio kami barangkek

sutan bagindo
            kain suto dari pangkalan
            bajumbai lagi bajambua
            garaian anak jo mintuo
            itulah rajo dilautan
            sutan mamintak kabajalan
            hari kalam bulan kok kabua
            hari hujan labuah kok basah
            siso-sio kami malapeh
            bamalam  molah dahulu

Sutan Maharajo
            Satu rajo tanah batak
            Kaduo rajo tanah banten
            Itulah rajo sadaulat
            Mamakai mangkuto kadaulatan
            Tatabua ameh sirajo jati

            Salam jo maaf ambo mintak
            Jikok seloang mintak sutan
            Lah ambo bao kamufakat
            Bukan ambo nan babaso
            Niniak jomamak nan managah
            Usah sutan bakaciak hati

sutan bagindo
            marapalam sarangkai anam
            diambiak sado nan masak
            di bao kapaninggahan
            janjang taban
            pintu bapasak
            kamano sutan kabajalan

Sutan Maharajo
            marapalam sarangkai anam
            diambiak sado nan masak
            hari nan sadang pukua duo
            janjang taban
            pintu bapasak
            sutan batukang basugiro

Pidato Pasambahan Kamakan Part 1

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakatuh..

Sambah di tibokan ka mamak sutan sinaro

Malin Saleman

      Sungguh pun mak sutan surang nan tasabuik namo nan taimbau gala di layia nyo tu lah kapado mak sutan sinaro yang sararak sabondong tibo, nak sapapek papek nyo yo lah kabakeh sialek nanlah taduduak di hamparan masiang-masiang nangko, ketek nan indak kadi sabuik namo gadang nan indak kadi sabuik gala,amat jo sambah sajo di muliakan mako kasudahan sambah kabakeh mak sutan sinaro juo,

            Ma inyo mak sutan sinaro …?

Ambo kato Mak sutan Sinaro

            Apolah nan kajadi pasambahan ambo kapado mak sutan sinaro

            Di panjek janjang nan panjang
            Janjang tasanda karangkiangnyo
            Di ambiak padi dalam lumbuang

            Padi di jamua masiak sahari
            Ditumbuak gadih jolong gadang
            Alunyo daliak limau manih
            Lasuang nyo kamuniang baru sudah

            Ayia ilia tahanti-hanti
            Buruang tabang tatagun-tagun
            Daun baringin mandariang-dariang
            Mandanga bunyi tumbuak nantun
           
            Padi ditumbuak jadi bareh
            Bareh ditanak jadi nasi
            Nasi nan putiah bajantikan

            Harumnyo bak bungo sari mandayo
            Nan diangkek andam pasumandan
            Nan capek kaki ringan tangan  
           
            Capek kaki tak manaruang
            Ringan tangan tak mamacah
            Mako tahanta lah kahadapan mak sutan sinaro

            Nan basamo, nan balirik di ruang tapi
            Nan lah tasusun diruang tangah
            Gulai jo samba nanlah mandayo
            Parabuang nyo pun lah datang pulo
           
            Jikok ditiliak raso lah cukuik
    Jikok di bilang raso lah sampai
    Kok kurang-kurang manukuak
    Kok senteang kadi bilai juo

    Kalaluan bana itu kini
            Sambah nasi mintak dimakan
            Sambah ayia mintak diminum
            Deka mak sutan sinaro nan basamo

                        Cuma sekian pasambahan dari ambooo …?

            Ayolah mak Sutan Sinaro

Sutan Sinaro
            Lah sampai dek Malin Saleman

Malin Saleman
            Sakiro-kiro
            Kok kurang di tukuak
            Kok senteang bilai dek mak Sutan Sinaro

Sutan Sinaro
            Ma baliau mak malin saleman

Malin Saleman  
            Ambo

Sutan sinaro
Sapanjang panitahan Malin Saleman ,nan tatabua katangah-tangah yang dihantar kapado ambo  itulah nan kato sabananyo

            Bak ayia lah manampuah ka iliran
            Bak kato lah baranang bana kapusako
            Apo nan jadi pambanaran dari mak malin suleman tadi
            Indak kadi tikam tikalam jajak
            Ditikam jajak kok sipi
            Dikilim jajak kok lapeh
            Bak timpuruang lago tigo
            Pai tigo pulang tigo

            Sungguah pun baitu
            Tatumbuak kato surang tantu ka ambo bulati
            Tapi tatumbuak kato kanam basamo
            Iyo ambo rundiangkan juo kato jo mufakaik
           
            Nan lamak raso sapamakanan
            Nan lamak bunyi sapandangaran
           
            Dek kasuwok dapek maliek
    Kakida dapek malengah
    Mananti malin saleman nan sakatiko

                                    Yolah

   Ma baliau mak malin sutan
  
   Sambah ditibokan kapado mak malin saleman

                        Mintalah


Sutan Sinaro
            Tabang lah buruang marapati
            Tabang manyisiak-nyisiak awan
            Tadi mak malin saleman sifat mananti
            Samantaro ambo sifat mampaiyokan
            Satalah ambo paiyo patidokan
            Di patimang  di pagamakkan 
            Tantang pasambahan malin saleman tadi

            Lah dapek pulo kato nan sapatah
    Ayia nan satitiak
    Kok pipih lah dapek dilayangkan
    Kok bulek lah dapek di golongkan
    Basuo bak pituah malin salemn juo

    Bak bungo di ujuang rantiang
    Bungo lah suko jadi putiak
    Putiak lah suko jadi buah
    Buah lah masak ranum pulo
    Tenggih bak raso kadijuluak
    Randah bak raso kadi jangkau
    Kini lah gugua dari tampuak nyo


            Nak duo pituah kamlin suleman

    Sititah nak pulau punjuang
    Bak lalu kasuroaso
    Kok titah bak samo kadi jujuang
    Kok rasaki bak samo kadi tarimo mah mak malin suleman



Malin Suleman
            Ma baliau mak Sutan Sinaro
            Kok itu nan panyampaian dari mak sutan sinaro tako baliak pituah ka             mak sutan sinaro

            Putiah kapeh dapek diliek
            Putiah hati iyo kabarupoan se nyo mak sutan sinaro

            Iyo  lah mak malin Suleman

            Jo bismillahhirrahmanirrahim kito mulai  malin suleman kito basuah                tangan lai

Senin, 24 Februari 2014

Metode Penelitian ilmu hukum

Penelitian dalam ilmu hukum dapat dibedakan kedalam dua cabang spesialisasi. Pertama, ilmu hukum dapat dipelajari dan diteliti sebagai suatu “skin in system” (studi mengenai law in book). Kedua, ilmu hukum dapat dipelajari dan diteliti sebagai “skin out system” (studi mengenai law in action).
Penelitian terhadap ilmu hukum sebagai “skin in system” atau sering juga disebut sebagai penelitian doktrinal, terdiri dari:
1.      Penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif.
2.      Penelitian yang berupa usaha penemuan asas-asas dan falsafah (dogma atau doktrin) hukum positif.
3.      Penelitian yang berupa usaha penemuan hukum in concreto yang banyak diterapkan untuk menyelesaikan suatu perkara hukum tertentu.
(Bambang Sunggono, 2003: 43)
Sedangkan penelitian terhadap ilmu hukum sebagai “skin out system” atau sering juga disebut penelitian non doktrinal adalah penelitian yang berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum didalam masyarakat. Penelitian ini juga menyangkut permasalahan interelasi antara hukum dengan lembaga-lembaga sosial lainnya.
Dalam penelitian hukum non doktrinal dibagi lagi dalam dua pendekatan yang masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda, yakni pendekatan struktural-fungsional dan makro dan pendekatan simbolik-interaksional dan mikro. Dalam pendekatan struktural-fungsional dan makro, hukum tidak lagi dikonsepkan secara filosofik-moral sebagai norma ius constituendum atau “law as what ought to be” dan tidak pula secara positivis sebagai norma ius constitutum atau ” law as what it is in the book”, melainkan secara empiris sebagai “law as what it is (functioning) in society”. Dikonsepkan sebagai gejala empiris, hukum tidak lagi dimaknakan sebagai kaidah-kaidah normatif yang keberadaannya ekslusif di dalam suatu sistem legitimasi yang formal. Oleh karenanya, konsep hukum dari perspektif ini kini tampak sebagai fakta alami yang dapat diamati, dan melalui proses induksi, pertalian-pertalian kausalnya dengan gejala-gejala lain non hukum di dalam masyarakat akan dapat disimpulkan. Teori-teori yang dikembangkan dalam pendekatan ini mempunyai ruang lingkup yang luas, makro dan pada umumnya amat kuantitatif untuk mengelola data itu sangat masal. (Bambang Sunggono; 2003: 76)
Penelitian empiris atas hukum akan menghasilkan teori-teori tentang eksistensi dan fungsi hukum dalam masyarakat, berikut perubahan-perubahan yang terjadi di dalam proses-proses perubahan sosial. Penelitian-penelitian empirisnya lazim disebut “sosio legal research” yang hakekatnya merupakan bagian dari penelitian sosial atau sosiologis.
Sedangkan dalam pendekatan simbolik-interaksoinal dan mikro bertujuan untuk mengungkapkan makna aksi-aksi individu dan interaksi- interaksi antar-individu dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena hendak mengkaji aksi-aksi individu dengan makna simbolik yang direfleksikannya, maka metode yang digunakan akan bersifat kualitatif.
Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan yang kedua yakni pendekatan simbolik-interaksional dan mikro, maka dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif yang pada hakekatnya mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, dan memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
Metode penelitian ini meliputi:
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang.
B. Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus atau pokok persoalan dalam penelitian ini adalah;
1.      Model Pembinaan narapidana wanita.
2.      Metode pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang.
3.      Tahap-tahap pelaksanaan pembinaan narapidana wanita.
C. Sumber Data Penelitian
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (1988: 112) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1.      Informan
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Tim Pembina Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang.
2.      Responden
Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para narapidana yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang.
D. Metode Pengumpulan Data
Salah satu bagian terpenting dalam sebuah penelitian adalah dapat diperolehnya data-data yang akurat, sehingga menghasilkan penelitian yang valid. Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya diperlukan langkah-langkah dan teknik tersendiri.
Metode dan alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1.      Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data atau informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab dengan lisan pula. (Rachman, 1993: 77)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yaitu orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. (Moleong, 1988: 115).
Dari kedua pengertian diatas wawancara yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem wawancara terbuka yang berarti subyek tahu bahwa mereka sedang diwawancarai, dan mengerti maksud wawancara.
Untuk memperoleh data mengenai model pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang, maka pewawancara akan melakukan wawancara dengan tim pembina narapidana sebagai informannya dan para narapinada wanita yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang sebagai respondennya.
2.      Observasi
Penelitian menggunakan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan dan tahap-tahap selama proses pembinaan para narapidana dilaksanakan.
Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai model pembinaan yang digunakan dalam membina para narapidana wanita, dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap obyek dengan menggunakan seluruh panca indera. (Arikunto, 1992: 128)
3.      Dokumentasi
Dalam penelitian ini juga digunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel berupa arsip-arsip, dokumen-dokumen maupun rekaman kegiatan/aktivitas pembinaan narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang.
Alasan-alasan penggunaan metode dokumentasi di dalam penelitian ini adalah:
a.       Sesuai dengan penelitian kualitatif
b.      Dapat digunakan sebagai bukti pengajuan
c.       Merupakan sumber yang stabil

E. Validitas Data
Dalam sebuah penelitian data-data yang diperoleh tidak bisa langsung diakui keabsahannya. Untuk dapat membuktikan kebenaran dari data yang ada diperlukan teknik yang tepat sehingga data-benar-benar valid.
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber yang menurut Patton berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda dalam metode kualitatif. (Moleong, 1988: 178)
Hal ini dapat dicapai dengan cara sebagai berikut:
1.      Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2.      Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3.      Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4.      Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang pemerintah.
5.      Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Bagan triangulasi pada pengujian data dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Sumber sama, data berbeda
pengamatan
sumber data
wawancara
2. Teknik sama, sumber berbeda
informan A
wawancara
informan B

F. Metode Analisis Data
Metode analisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dengan model analisis interaktif. (Miles dan Huberman, 1988: 20)
Teknik analisis ini mempunyai tiga komponen dasar, yaitu:
1.      Reduksi Data, diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang ada dalam catatan yang diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh selama penelitian baik melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan petugas Lembaga Pemasyarakatan dan narapidana ditulis dalam catatan yang sistematis.
2.      Penyajian Data, berupa sekumpulan informasi yang telah tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah diperoleh selama penelitian kemudian disajikan dalam bentuk informasi-informasi yang sudah dipilih menurut kebutuhan dalam penelitian. Setelah peneliti mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan model pembinaan narapidana, kemudian data tersebut diuraikan dalam bentuk pembahasan model pembinaan narapidana.
3.      Penarikan kesimpulan, merupakan langkah terakhir dalam analisis data. Penarikan kesimpulan didasarkan pada reduksi data.
Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara interaktif bersama-sama dalam aktivitas pengumpulan data. Proses ini dapat digambarkan bagan sebagai berikut:


Sajian data Reduksi data Penarikan kesimpulan/verifikasi Pengumpulan data